Hampirsetiap permukaan tiang itu di penuhi paku. Ada paku-paku yang sudah berkarat alasannya hujan dan panas. Setelah melihat tiang di halaman rumahnya penuh dengan paku yang membelalakan mata, timbullah rasa aib pada diri Mahmud. Ia pun berniat untuk bertobat dan memperbaiki dirinya. Mulai ketika itu juga, Mahmud mulai mengerjakan shalat. Fonisulaemanatau akrab dipanggil Foni ini merupakan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu. Ia bersama 12 temannya menjalankan KKN selama 20 hari. Meski waktunya singkat, Foni menyebut, warga di Desa Paku itu dinilai baik hati. "Alhamdulillah, baik sekali, bahkan bahagia." Memasukikawasan Tempat Pemakaman Umum Poboya, Palu. Berjalan menanjak dan berbelok. Menuju di bukit paling tinggi. Suara itu menjadi kode bagi para tentara dan relawan agar bersiap. Berlari menuju liang lahat. Ukuran lubang kubur begitu besar. Tiap satu lubang berukuran 7 x 5 meter. Kedalamannya sekitar 3 meter. Sebagian sudah tertutup. Hampirsetiap permukaan tiang itu di penuhi paku. Ada paku-paku yang sudah berkarat karena hujan dan panas. Setelah melihat tiang di halaman rumahnya penuh dengan paku yang membelalakan mata, timbullah rasa malu pada diri Mahmud. Ia pun berniat untuk bertobat dan memperbaiki dirinya. Mulai saat itu juga, Mahmud mulai mengerjakan shalat. KisahDina Nursadilah, Anggota Paskibra yang Kakinya Tertancap Paku tapi Tetap Kibarkan Bendera Dina mengatakan, ia belum sadar jika benda tajam yang menusuk telapak kaki kanannya adalah paku KisahMisteri Batu Gajah di Yogyakarta, Batu Raksana yang Tidak Bisa Dipindahkan. Keangkeran Gedung Wingit di Tangerang, dari Sosok Pocong hingga Wanita Berambut Panjang. Di bagian luar rumah tepatnya di pekarangan depan yang berbatasan dengan taman, ada juga sesosok patung perempuan cantik berhijab. Meski hanya berwujud patung, namun boleh . Pada suatu hari ada seorang murid mendatangi guru. Dia sering tidak bisa menahan diri untuk berkata kasar dan marah-marah setiap kali melihat ada hal yang menurutnya salah. Apalagi terhadap orang yang tidak disukainya, dia pasti marah-marah walaupun untuk urusan kecil. Dia menyesal setiap kali sadar setelah kemarahannya reda. Dia merasa sedih karena tidak bisa menahan amarahnya. Oleh karena itu dia minta nasihat kepada guru. Oleh guru kemudian dia disarankan untuk menyiapkan palu dan paku besar di rumah. Setiap kali sadar sedang marah atau berkata kasar, dia harus segera menghentikannya dan kemudian memakukan sebuah paku ke pagar. Setiap malam dia diminta sang guru datang kepada sang guru untuk menceritakan pengalamannya hari itu. Dia menerima nasihat guru itu dan bertekad untuk melaksanakannya. “Berapa paku yang kau tancapkan hari ini?” tanya sang guru “Dua puluh paku guru,” jawabnya dengan menunduk sedih. Dia baru menyadari bahwa hampir setiap jam dia melakukan kesalahan yang tak dikehendakinya. Guru tak memberikan komentar apa-apa. Dia hanya meninta untuk meneruskan kegiatan itu dan kembali lagi minggu depan. Satu minggu kemudian dia datang kepada guru dengan wajah bersei-seri. “Terima kasih guru atas nasihatnya. Sedikit demi sedikit aku bisa mengurangi paku yang aku tancapkan di pagar.” Katanya dengan gembira. “Dan akhirnya hari ini aku sama sekali tidak marah dan tak berucap kasar, sehingga tak ada satu pun paku yang aku tancapkan hari ini.” “Bagus sekali,” kata sang guru menyambut ceritanya dengan bahagia , senang melihat kebulatan tekad muridnya untuk memperbaiki dirinya. “Nah, untuk setiap hari dimana kamu bisa menahan amarahmu, kamu boleh mencabut satu paku yang tertancap di pagar itu.” Hari-demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu. Sampai suatu ketika murid datang lagi kepada guru. “Guru akhirnya aku berhasil mencabut semua paku.” “Bagus sekali,” kata guru. “Luar biasa sekali yang kamu lakukan.” Boleh kita kerumahmu untuk melihat apa yang sudah kamu lakukan selama ini?” “Tentu saja guru.” Lalu berjalanlah mereka semua ke rumah murid. Mereka berdua memandangi pagar yang bersih tanpa paku. Tetapi pagar itu terlihat buruk karena banyak lubang-lubang bekas paku. “Anakku,” kata sang guru. “Kamu sudah berhasil melakukan hal yang luar biasa dengan mengalahkan kemarahanmu. Tapi kamu juga perlu tahu tentang apa-apa yang selama ini sudah kamu lakukan dengan kemarahan dan kata-katamu. Ketika kamu menyatakan kemarahanmu dan kata-kata yang menyakiti orang lain, maka sesungguhnya kamu telah menancapkan paku pada hati orang lain. Tak ada bedanya kemarahan yang kamu sengaja ataupun tidak kamu sengaja, keduanya berakibat buruk kepada orang lain.” “Tak cukup bagimu sekedar menyesali diri dan meminta ampun kepada Tuhan. dan permintaan maafmu kepada orang yang telah kamu sakiti adalah ibarat mencabut paku yang telah kamu tancapkan. Tetapi kamu lihat, mencabut paku pun tak berarti luka yang kamu akibatkan itu telah sirna. Lubang luka itu tetap ada dan harus di sembuhkan. Oleh karena itu jangan sekali-kali meremehkan kemarahan atau kata-kata burukmu kepada orang lain. Luka karena kata-kata sama buruknya dengan luka akibat benda fisik. Dinarasikan ulang oleh Sumardiono, penulis asli tak diketahui Writer Cloteh Media - December 19, 2019 235 am 3 Minutes Reading – Dalam hidup anda pasti pernah merasakan Marah. Baik itu kepada benda, keadaan, bahkan kepada seseorang. Bahkan kemarahan tersebut dapat membuat anda menyesal setelahnya. Namun walaupun begitu, banyak yang tak menyadarinya dan tetap terjerumus kedalam permasalahan tersebut. Lalu bagaimana caranya agar kita dapat terhindar dari masalah tersebut? Simaklah cerita yang Dunia Ilmu rangkum berikut, semoga dapat memotivasi anda Alkisah ada seorang anak yang sering sekali marah. Ketika dia merasa tidak senang atau sakit hati kepada suatu hal. Dia langsung marah dan melampiaskannya ke berbagai hal. Melihat seorang anaknya yang seperti itu. Sang ayah lalu mengarahkan si anak dengan cara membelikannya sekotak paku dan sebuah palu. Si ayah tersebut memberikan palu dan sekotak paku itu kepada anaknya. Lantas anaknya bertanya dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya tersebut. Ayahnya menjelaskan, jika nanti kamu merasa marah, maka ambilah paku ini dan tanamkan kebatang pohon yang ada di belakng rumah. Mendengan perkataan si ayah, anaknya tersebut lantas menerapkannya. Dia selalu lari kebelakang rumahnya ketika dia marah dengan membawa paku dan palunya tersebut. Pada keadaan emosi yang pertama dia berhasil menancapkan 50 paku. Lalu dia berkata kepada ayahnya ayah solusi yang kamu berikan dapat menghilangkan amarahku jelasnya. Mendengar hal tersebut si ayah tersebut menjawab baguslah jika itu menang dapat menenangkan dirimu Kisah Inspiratif Paku Kemarahan gambar G-Image Keesokan harinya setiap dia marah, anak tersebut terus datang ke batang pohon itu. Hingga hari dami hari dia lalui. Namun setiap kali anak itu marah selalu ada perubahan yang terjadi. Pada awal kemarahannya dia dapat menancapkan 50 paku. Namun seiring berjalannya waktu paku itupun semakin sedikit yang tertancap. Hingga pada akhirnya si anak itu memberikan palunya ke pada ayahnya kembali. Ayah, ini palunya saya kembaliakan. Saya sudah tidak mau marah-malah lagi, saya sudah lelah karena setiap marah saya harus memaku pohon itu. Mendengar penyataan anaknya tersebut si ayah lantas menyuruh anaknya untuk kembali kebelakang rumah dan mencabut semua paku yang telah dia tancapkan tersebut. Mendengar hal tersebut anaknya bertanya kenapa saya harus melakukannya?’ Tanpa menjelaskan sedikit katapun si ayah lansung menggiring anaknya kebelakang rumah dan menuntunnya untuk mencabutnya. Setelah semua paku tersebut tercabut lalu si ayah berkata lihatlah nak, walaupun kamu bisa mencabut semua paku yang kamu tancapkan tersebut. Namun kamu tidak bisa menghilangkan bekas yang terukir olehnya. Seperti itu pulalah manusia, kamu memang bisa meminta maaf ketika kamu tanpa sengaja menyakiti mereka ketika kamu marah. Namun walaupun mereka memaafkanmu, tetap saja masih ada luka di hati mereka. Oleh sebab itu bijaklah dalam bertindak.” Pesan Moral Cerita Sahabat motivasi, dari cerita di atas dapat kita petik suatu pelajaran bahwasanya semua perbuatan yang kita lakukan itu pasti ada akibatnya. Walaupun sikap itu kita lakukan untuk membuat diri kita senang, namun tetap akan berefek. Oleh sebab itu sahabat motivasi, jangan pernah bertindak ketika anda berada dalam keadaan marah. Karena jika anda melakukannya tidak akan ada hal baik yang akan anda dapatkan. Malahan anda akan mendapatkan sebuah penyesalan setelahnya dan penyesalan itu akan kembali menghantui anda. Sehingga siklus marah anda akan terus terjadi dan terjadi lagi. Seperti kata bijak dari Ali Bin Abi Thalib yang berbunyi JANGAN MENGAMBIL KEPUTUSAN KETIKA MARAH DAN JANGAN MEMBUAT JANJI KETIKA SEDANG SENANG

kisah paku dan palu