ALiImran3 : 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis,Objektif, dan seimbang Juli 26, 2020 BAB 1. Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang. Kompetensi Dasar. 190-191 tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang. 1. Bacaan.
TENTANGBERPIKIR KRITIS, OBJEKTIF DAN SEIMBANG. Terjemahan Surat Ali Imran Ayat 190-191 190-191 dan Hadits tentang Berfikir Kritis, Objektif dan Seimbang Melalui Q.S Ali Imran/3: 190 Allah swt. mengajak manusia untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan langit dan bumi. Semua itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah swt. bagi mereka
Berpikirkritis, objektif, dan seimbang. 159, serta hadits tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis! Pdf Ringkasan Materi Agama Bab 3 Kelas 12 Iyoes Tobing Academia Edu from saat turunnya surah tersebut membuat rasulullah sampai .
Berfikirkritis xii (kajian hadist). 3.1 menganalisis dan mengevaluasi makna q.s. Kajian hadist tentang berpikir kritis, objektif dan seimbang. Arti dari kata "pikir" dalam kamus. Menghidupkan nurani dengan berpikir kritis. Berpikir berasal dari kata dasar "pikir". Menghidupkan nurani dengan berpikir kritis. إِنَّ فِى خَلْقِ
Berpikirkritis adalah sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan. Sedangkan sikap dan tindakan yang mencerminkan berfikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt adalah berusaha memahami
2 Pemikir Kritis. Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia
. Kandungan Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191 Tentang Berpikir Kritis dan Asbabun Nuzulnya Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”. A. Bacaan Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 190-191 dan Artinya. Salah satu mukjizat al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 190-191 berikutإِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ Inna fii khalqi ssamaawaati wal-ardhi wakhtilaafi layli wannahaari laaayaatin li-ulii l-albaab "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." QS. Ali 'Imran 190 ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ Alladziina yadzkuruuna laaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii khalqi ssamaawaati wal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa 'adzaaba nnaar "yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." QS. Ali 'Imran 191 B. Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 190-191. At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”. Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini Ali 'Imran/3190-191, mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya. C. Tafsir/Penjelasan Ayat. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu shalat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah shalat beliau duduk memuji Allah Swt dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.” Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal. Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaanNya. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah al-A’raf/754, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu fi sittati ayyam dalam enam masa. Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur’an dan sains Modern tahun 2003, sebagai berikutkata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” Inggris. Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa” Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar Big Bang sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal Superforce. Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup Sup Kosmos. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet. Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar precession mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Subhanallah. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas. Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah ritual dan sosial dengan ikhlas. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 190-191 tentang berpikir kritis dan asbabun nuzulnya. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.
– Hadits tentang berpikir kritis. Dalam mengambil keputusan, kita tidak boleh bertindak sembarangan melainkan harus berpikir benar-benar matang. Jangan sampai kita hanya melakukan sesuatu tanpa pikir panjang. Hal tersebut pada akhirnya hanya akan membuat segalanya menjadi lebih buruk. Berpikir kritis sangat diperlukan untuk memastikan dan menganalisa apa kemungkinan yang terjadi jika kita melakukan sebuah kritis juga bisa membantu kita terhindar dari kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa depan. Dalam Islan, hal ini, yaitu berpikir kritis sangat diperlukan karena merupakan perbuatan yang benar-benar tersebut tertera dalam beberapa hadits shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Anda bisa langsung melihat kumpulan hadits yang kami maksud tentang berpikir kritis tersebut di bawah ini. Silahkan simak ulasan lengkapnya pada pembahasan Hadits Tentang Berpikir Kritis1. Perintah Berpikir Kritis2. Pemikir KritisDaftar Hadits Tentang Berpikir KritisLangsung saja tanpa banyak pikir panjang lagi, simak saja ulasan lengkap kumpulan daftar hadits dan dalil shahih tentang berpikir kritis, objektif, dan seimbang. Ditulis dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahan Indonesia sesuai Perintah Berpikir KritisDari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus dari Nabi saw. Beliau bersabda “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. At-Tirmizi2. Pemikir KritisDari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” at-TirmidziKesimpulanSekian pembahasan lengkap mengenai daftar hadits tentang berpikir kritis, hadits tentang berpikir kritis arab, dalil berpikir kritis dalam islam, hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang, hadits tentang demokrasi, manfaat berpikir kritis dalam islam, hikmah berpikir kritis, islam memerintahkan umat islam untuk senantiasa berpikir kritis dan demokratis mengapa, jelaskan menerapkan perilaku mulia dengan berpikir Hadits Tentang Toleransi BeragamaHadits Tentang Perayaan Maulid Nabi MuhammadDoa Agar Pikiran Terang Arab Latin Artinya
Hello Readers, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita harus membuat keputusan yang tepat. Namun, seringkali keputusan yang kita ambil tidak sesuai dengan harapan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis agar dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas hadits tentang berpikir kritis dalam pandangan Islam. Hadits Tentang Berpikir Kritis Menurut Ibn Abbas, Rasulullah SAW pernah bersabda “Berfikirlah sebelum kamu berbicara dan beramallah sebelum kamu memikirkan tindakanmu”. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk mempertimbangkan setiap kata yang akan keluar dari mulutnya dan setiap tindakan yang akan dilakukan. Hal ini menunjukkan pentingnya berpikir kritis dalam setiap tindakan yang kita lakukan. Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah bersabda “Tidak ada kebaikan dalam kebodohan dan tidak ada kejahatan dalam pengetahuan”. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk terus meningkatkan pengetahuannya dan menghindari kebodohan. Dengan demikian, umat Islam akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan rasional. Pandangan Islam Terhadap Kebenaran Dalam Islam, kebenaran dianggap sebagai hal yang sangat penting. Oleh karena itu, para ulama Islam selalu mengajarkan kepada umat Islam untuk mencari kebenaran dalam segala hal. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 42, Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedang kamu mengetahui.” Ayat ini menunjukkan pentingnya untuk selalu mencari kebenaran dan tidak menyembunyikannya. Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah SAW pernah bersabda “Cari lah kebenaran, walaupun itu ada pada musuhmu”. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak memandang dari siapa kebenaran itu datang. Yang penting adalah mencari kebenaran dan mengambil manfaat dari kebenaran tersebut. Cara Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, kita harus terus meningkatkan pengetahuan kita. Dengan memiliki pengetahuan yang luas, kita akan dapat mempertimbangkan setiap pilihan dengan lebih rasional. Kedua, kita harus belajar untuk mempertanyakan segala hal. Tidak cukup hanya menerima informasi yang diberikan tanpa mempertanyakan kebenarannya. Ketiga, kita harus berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda, kita akan dapat mempertimbangkan setiap pilihan dengan lebih baik. Kesimpulan Secara keseluruhan, hadits tentang berpikir kritis dalam pandangan Islam sangat penting untuk membantu kita membuat keputusan yang tepat dan rasional. Dalam Islam, kebenaran dianggap sebagai hal yang sangat penting, sehingga umat Islam selalu diajarkan untuk mencari kebenaran dalam segala hal. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kita harus terus meningkatkan pengetahuan kita, belajar untuk mempertanyakan segala hal, dan berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!
0% found this document useful 0 votes0 views18 pagesOriginal 1Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views18 pagesDokumen - Tips - Berpikir Kritis Objektif Dan Seimbang Secara IslamOriginal Title 1Jump to Page You are on page 1of 18 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
– Hadits tentang berpikir kritis. Dalam setiap ingin melakukan perbuatan, kita tidak boleh sembarangan melakukan tindakan. Harus ada pemikiran kritis, objektif, dan logis untuk menentukan apa yang benar-benar harus dilakukan. Sebab dengan pemikiran yang kritis kita bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi ketika kita melakukan sebuah hal, dan apa yang akan terjadi jika kita melakukan hal lainnya. Ini bisa menjadi sebuah pencegah hal buruk hadits, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk berpikir kritis, objektif, dan logi. Sehingga apa yang akan menimpanya di masa depan, itu bisa diminimalisir untuk hal buruk, dan dimaksimalkan untuk hadits yang dimaksud, di sini kami akan membagikan daftar hadits shahih tentang berpikir kritis. Simak ulasan lengkapnya pada pembahasan di bawah ini dalam bahasa Arab, latin, beserta artinya Hadits Tentang Berpikir Kritis1. Perintah Berpikir Kritis2. Pemikir KritisKumpulan Hadits Tentang Berpikir KritisLangsung saja berikut adalah kumpulan daftar hadits shahih tentang berpikir kritis dalam bahasa Arab, tulisan latin, dan terjemahan Indonesia yang benar sesuai sunnah. Simak ulasan lengkapnya dalam penjelasan di bawah Perintah Berpikir KritisDari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus dari Nabi saw. Beliau bersabda “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. At-Tirmizi2. Pemikir KritisDari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” at-TirmidziKesimpulanDemikian pembahasan singkat dari hadits tentang berpikir kritis, asbabul wurud hadits tentang berpikir kritis, asbabun nuzul hadits tentang berpikir kritis, 2 hadits tentang berpikir kritis, hadits hasan tentang berpikir kritis, hadits yang menjelaskan tentang berpikir kritis, hadits pendek tentang berpikir kritis, hadits yang menerangkan tentang berpikir kritis, hadits lain tentang berpikir Hadits Shahih Tentang IstiqomahDaftar Hadits Tentang Kontrol DiriDoa Agar Pikiran terang Bercahaya
Anda sedang mencari informasi seputar hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang? Jika iya, maka Anda sangat beruntung. Disini kami telah mengumpulkan informasi yang Anda cari tersebut dengan sistematis dan runut. Semoga bermanfaat ya!1. Jangan Terlalu Kritis Terhadap Apa yang Tidak Diharamkanإِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِيْنَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ، فَحُرِّمَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ.“Sesungguhnya kaum Muslimin yang paling besar dosanya ialah orang yang menanyakan sesuatu yang tidak diharamkan, kemudian sesuatu tersebut diharamkan dengan sebab pertanyaannya itu.” HR BukhariMaksudnya bahwa semua yang dibutuhkan kaum Muslimin dalam agama mereka itu mesti akan dijelaskan Allah dalam kitab-Nya dan disampaikan Rasul-Nya dari-Nya. Setelah itu, siapa pun tidak perlu bertanya lagi karena Allah Ta’ala lebih tahu tentang kemashlahatan hamba-hamba-Nya daripada apa saja yang di dalamnya terdapat petunjuk dan manfaat bagi kaum Muslimin, Allah Ta’ala pasti menjelaskannya kepada mereka tanpa didahului pertanyaan, seperti difirmankan Allah Ta’ala,يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّوا۟ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۢ“Allah menerangkan hukum ini kepada kalian agar kalian tidak sesat.” TQS An-Nisa 176Maka pada saat itu tidak butuh lagi bertanya tentang sesuatu, apalagi sesuatu yang belum terjadi dan tidak ada kebutuhan padanya. Justru kebutuhan yang penting ialah memahami apa yang telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya menurut pemahaman para sahabat lalu mengikutinya, dan Banyak Bertanya Sumber Kebinasaanمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.“Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka.” HR Bukhari dan MuslimHadits ini atas menunjukkan tentang larangan menanyakan hal-hal yang tidak perlu karena jawaban pertanyaan tersebut justru menyusahkan penanya, misalnya pertanyaan penanya apakah ia di neraka atau di surga? Apakah ayahnya bernasabkan kepadanya atau tidak?Tidak hanya itu, disini juga menunjukkan larangan bertanya dengan maksud membuat bingung, tidak berguna dan sia-sia, serta mengejek seperti biasa dilakukan orang-orang munafik dan Bani Israil pada zaman Berpikir Kritis Terhadap Ciptaan Allah تَفَكَّرُوا في آلاءِ اللهِ ، و لا تَفَكَّرُوا في اللهِ عزَّ و جلَّ“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah, dan jangan berpikir tentang zat Allah Azza wa Jalla.” HR ThabraniDalam proses mencapai keimanan, para ulama sepakat bahwa seorang manusia harus menggapainya dengan dalil aqli. Dalil aqli sendiri adalah dalil atau petunjuk terhadap sesuatu yang berlandaskan seorang muslim ketika mengimani adanya Allah misalnya, maka dia harus percaya karena memang telah berfikir secara kritis terhadap dirinya sendiri bahwasanya Allah memang betul-betul ada. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memperhatikan setiap ciptaan Allah seperti alam semesta, kehidupan dunia, dan manusia itu manusia betul-betul berpikir secara maksimal terhadap 3 zat tadi, maka sudah dapat dipastikan dia akan mendapati bahwa semuanya merupakan ciptaan yang lemah dan membutuhkan sang pencipta, dalam hal ini tentu adalah makna dari frasa “jangan berpikir tentang zat Allah Azza wa Jalla” adalah larangan bagi manusia untuk langsung berpikir tentang zat Allah itu sendiri. Seperti berpikir tentang Allah itu pria atau wanita sih? Apakah dia punya anak? Bagaimana wajahnya? Dan pertanyan-pertanyaan semisal dilarang? Karena manusia merupakan mahluk lemah yang tidak dapat menjangkau zat Allah itu sendiri. Sebab pada hakikatnya akal manusia itu terbatas. Sedangkan zat Allah merupakan perkara yang tidak dapat dijangkau oleh akal sudah selayaknya bagi kita untuk beriman kepada Allah dengan sebetul-betul iman. Maksudnya memang merupakan keimanan yang bersandarkan akal bukan sekedar taqlid atau karena mengikuti orang lain. Sebab keimanan yang bersandarkan kepada proses berpikir akan menciptakan keimanan yang kuat dan tahan lama. Wallaahu A’lamBaca jugaHadits Tentang Hati dan PerasaanMembantu Anda menelusuri informasi seputar kehahalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ikuti kami di Telegram!
hadits tentang berpikir kritis objektif dan seimbang